language

English French German Spain Russian Japanese Arabic Chinese Simplified

Kisah KYAI dan SARJANA LULUSAN KAMPUS WAHABI

Kisah KYAI dan SARJANA LULUSAN KAMPUS WAHABI

 

 Inilah kisah kiai kampung. Kebetulan kiai kampung ini menjadi imam musholla dan sekaligus pengurus ranting NU di desanya
. Suatu ketika didatangi seorang tamu, yang notabenya adalah Alumni Univ di timur tengah , karena lulusan Kampus modern dan pernah mengenyam pendidikan di Timur Tengah. Tamu itu begitu PD (Percaya Diri),
karena merasa mendapat legitimasi akademik bergelar LC , plus telah belajar Islam di tempat asalnya. Sedang yang dihadapi hanya kiai kampung, yang hanya lulusan pesantren salaf.
Tentu saja, tujuan utama tamu itu mendatangi kiai untuk mengajak debat dan berdiskusi seputar persoalan keagamaan kiai
. Tamu Wahabi. ini langsung menyerang dengan perkataan pada sang kiai: “Sudahlah Kiai tinggalkan kitab-kitab kuning (turats) itu, karena itu hanya karangan ulama kok yang ga ma'sum. Kembali saja kepada al-Qur’an dan hadits pa kiai kitab kuning itu bidah pa kiai,”
ujar tamu itu dengan nada menantang.
Belum sempat menjawab, kiai kampung itu dicecar dengan pertanyaan berikutnya.
Pa kyaii “Mengapa kiai kalau dzikir kok dengan suara keras dan pakai menggoyangkan kepala ke kiri dan ke kanan segala. Kan itu semua tidak pernah terjadi pada jaman nabi dan berarti itu perbuatan bid’ah ! !! Setiap bidah adalah sesat dan neraka tempatnya
,” kilahnya dengan nada yakin dan semangat.
Mendapat ceceran pertanyaan, kiai kampung tak langsung reaksioner menjawab berbagai. Pertanyaan tamu tersebut
. Malah sang kiai mendengarkan dengan penuh perhatian kehusyuan dan span santun tak langsung menanggapi.
Malah kiai itu menyuruh anaknya mengambil termos dan gelas.
Kiai tersebut kemudian mempersilahkan minum, tamu tersebut kemudian menuangkan air ke dalam gelas.
Lalu kiai bertanya:
Nak “Kok tidak langsung diminum dari termos saja airnya ???
Mengapa dituang ke gelas dulu??? Nak
,” tanya kiai santai
. Kemudian tamu itu menjawab
:pa kiai ini bagimana Ya ini agar lebih mudah minumnya kiai,” jawab Tamu Wahabi
Sambil santai Kiai pun memberi penjelasan:
Nak “Itulah jawabannya mengapa kami Orang NU tidak langsung mengambil dari al-Qur’an dan hadits. Kami menggunakan kitab-kitab kuning yang mu’tabar, karena kami mengetahui bahwa kitab-kitab mu’tabarah adalah diambil dari al-Qur’an dan hadits, sehingga kami yang awam ini lebih gampang mengamalkan wahyu, sebagaimana apa yang engkau lakukan menggunakan gelas agar lebih mudah minumnya, bukankah begitu??? Nak
”. Tamu tersebut terdiam tak berkutik bisu seribu bahasa .
Kemudian kiai balik bertanya: “Apakah adik hafal al-Qur’an ????
dan sejauhmana pemahaman adik tentang al-Qur’an???
Berapa Ribu adik hafal hadits???
Kalau dibandingkan adik dengan ‘Imam Syafi’iy siapa yang lebih alim???
” Tamu wahabil ini menjawab: Ya tentu ‘Imam Syafi’iy kiai sebab beliau sejak kecil telah hafal al-Qur’an, beliau juga banyak mengerti dan hafal ribuan hadits, bahkan umur 17 beliau telah menjadi guru besar dan mufti,” jawab tamu wahabi
Kiai menimpali: “Itulah sebabnya mengapa saya harus bermadzhab pada ‘Imam Syafi’iy, karena saya percaya pemahaman Imam Syafi’iy tentang al-Qur’an dan hadits jauh lebih mendalam dibanding kita, bukankah begitu?,” tanya kiai. “Ya kiai,” jawabtamu wahabi.
Kiai kemudian bertanya kepada tamunya tersebut: “Terus selama ini orang-orang awam tatacara ibadahnya mengikuti siapa jika menolak madzhab, sedangkan mereka banyak yang tidak bisa membaca al-Qur’an apalagi memahami?,” tanya kiai.
Tamu wahabi menjawab “Kan ada lembaga majelis yang memberi fatwa yang mengeluarkan hukum-hukum dan masyarakat awam mengikuti keputusan tersebut,” jelas tamu wahabi
Kemudian kiai bertanya balik: “Kira-kira menurut adik lebih alim mana anggota majelis fatwa tersebut dengan Imam Syafi’iy ya?.”. Jawab santri: “Ya tentu alim Imam Syafi’iy kiai,” jawabnya singkat. Kiai kembali menjawab: “Itulah sebabnya kami bermadzhab ‘Imam Syafi’iy dan tidak langsung mengambil dari al-Qur’an dan hadits,”.” Oh begitu masuk akal juga ya kiai!!,” jawab tamu wahabi
Tamu yang lulusan Timur Tengah. Bergelar LC itu setelah tidak berkutik dengan kiai kampung, akhirnya minta ijin untuk pulang dan sekaligus minta maaf dan mengakui akan kebodohan dirinya yang sudah di sesatkan oleh Aliran Wahabi salafi dan tamu itu akhirnya mau belajar dengan kiai kampung tersebut
Smoga bermanfa'at
Al farizi admin MKW -membongkar kesesatan
dikutip dari https://www.facebook.com/groups/101636379905728/permalink/642082412527786/

Tidak ada komentar:

Posting Komentar